JEMBER, - Upaya Polres Jember, Polda Jawa Timur dalam mencegah perundungan ( Bullying) terus dilakukan.
Langkah yang diambil oleh Polres Jember Polda Jatim ini adalah bekerjasama dengan pihak sekolah mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan kesejahteraan jiwa pada siswa – siswi.
Hal itu seperti disampaikan oleh Kapolres Jember, AKBP Moh Nurhidayat di Mapolres Jember. Sabtu (25/11).
“Kami ada program Bhara Wiyata untuk mencegah bullying yang umumnya sering terjadi pada para pelajar, ”ujar AKBP Nurhidayat.
Program Bhara Wiyata ini kata AKBP Nurhidayat mencerminkan dedikasi aparat penegak hukum utamanya pengemban fungsi Bhabinkamtibmas.
“Jadi tidak hanya dalam menjaga kamtibmas namun juga secara aktif berkontribusi terhadap pembangunan menyeluruh dan keselamatan generasi muda di Desa binaannya masing masing, ”jelasnya.
Seperti halnya dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Desa Pecoro, Briptu Fadilah Intan. Dalam program Bhara Wiyata, ia mengunjungi SDN 3 Pecoro, menyampaikan materi pendidikan masyarakat dan bimbingan kepada siswa.
Polisi Wanita dari Polsek Rambipuji, Polres Jember ini aktif menyampaikan materi pendidikan masyarakat dan bimbingan kepada siswa.
Dalam kunjungan tersebut, Briptu Fadilah Intan secara aktif berinteraksi dengan para siswa, memberikan mereka Binluh (Bimbingan dan Penyuluhan) dan memberikan wawasan tentang bahaya bullying, sebuah keprihatinan yang sedang meningkat.
Sesi informatifnya bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak berbahaya dari penindasan tetapi juga untuk menekankan pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang saling menghormati dan mendukung.
“Mengingat maraknya insiden perundungan saat ini, maka penting untuk mengatasi masalah ini sejak dini, ”ujarnya.
Dengan memupuk pemahaman dan kerja sama di kalangan siswa, ia berharap dapat menciptakan ruang aman di mana setiap orang merasa dihargai.
Selain itu, Briptu Fadilah menyoroti pentingnya tindakan proaktif dalam mencegah kenakalan remaja, menekankan peran masyarakat dalam menjauhkan remaja dari potensi kegiatan kriminal.
Sesi ini diakhiri dengan dialog terbuka, mendorong siswa untuk menyampaikan keprihatinan mereka dan meningkatkan rasa kebersamaan dan kepercayaan. (*)